Senin, 11 April 2011

BUDIDAYA JERUK

I. PENDAHULUAN
Prospek agribisnis jeruk di Indonesia cukup bagus karena potensi lahan produksi yang luas. Melalui program peningkatan kualitas sumberdaya petani jeruk serta didukung dengan hasil inovasi teknologi pemupukan dan hormon alami, pengelolaan hama dan penyakit terpadu, serta sistem budidaya lainnya yang semuanya didasarkan pada semangat ramah lingkungan akan meningkatkan Kuantitas dan Kualitas produksi jeruk dengan tetap menjaga Kelestarian lingkungan.

II. SYARAT PERTUMBUHAN
Perlu 6-9 bulan basah (musim hujan), curah hujan 1000-2000 mm/th merata sepanjang tahun, perlu air yang cukup terutama di bulan Juli-Agustus. Temperatur optimal antara 25-30 °C dan kelembaban optimum sekitar 70-80%. Kecepatan angin lebih dari 40-48% akan merontokkan bunga dan buah. Ketinggian optimum antara 1-1200 m dpl. Jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok, derajat keasaman tanah (pH tanah) adalah 5,5-6,5 . Air tanah optimal pada kedalaman 150-200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%.



BUDIDAYA JAMBU AIR

 1. SEJARAH SINGKAT
Jambu air berasal dari daerah Indo Cina dan Indonesia, tersebar ke Malaysia dan pulau-pulau di Pasifik. Selama ini masih terkonsentrasi sebagai tanaman pekarangan untuk konsumsi keluarga. Buah Jambu air tidak hanya sekedar manis menyegarkan, tetapi memiliki keragaman dalam penampilan. Jambu air (Eugenia aquea Burm) dikategorikan salah satu jenis buah-buahan potensial yang belum banyak disentuh  pembudidayannya untuk tujuan komersial. Sifatnya yang mudah busuk menjadi masalah penting yang perlu dipecahkan. Buahnya dapat dikatakan tidak berkulit, sehingga rusak fisik sedikit saja pada buah akan mempercepat busuk buah.

BUDIDAYA TANAMAN SIRSAK

Pendahuluan
Kandungan Buah sirsak tersusun atas 67% daging buah yang dapat dimakan, 20% kulit, 8,5% biji, dan 4%.poros tengah buah, dari berat keseluruhan buah. Kandungan gulanya sekitar 68% dari seluruh bagian padat daging buah. Sirsak merupakan sumber vitamin B yang lumayan jumlahnya (0,07 mg/100 g daging buah) dan vitamin C (20 mg/ 100 g daging buah), dan sedikit sampai sedang kandungan kalsium dan fosfornya. Sifat yang paling disenangi orang dari sirsak ini ialah harumnya dan aromanya yang sangat menggiurkan. Daging buahnya mirip dengan ‘cherimoya’, warna putihnya yang murni itu sangat stabil, walaupun sedang diolah. Sirsak berbentuk perdu atau pohon kecil, tingginya 3-10 m, tajuknya cocok dengan model arsitektur Troll, bercabang hampir mulai dari pangkalnya. Daun berbentuk lonjong-bundar telur sungsang, berukuran (8-16) cm x (3-7) cm, ujungnya lancip pendek; tangkai daun panjangnya 3-7 mm. Bunga-bunganya teratur, 1-2 kuntum berada pada perbungaan yang pendek, berwarna kuning kehijauan; gagang bunga panjangnya sampai 2,5 cm; daun kelopaknya 3 helai, berbentuk segi tiga, tidak rontok, panjangnya sekitar 4 mm; daun mahkota 6 helai dalam 2 baris, 3 lembar daun mahkota terluar berbentuk bundar telur melebar, berukuran (3-5) cm x (2-4) cm; 3 lembar daun mahkota dalam berukuran (2-4) cm x (1,5-3,5) cm, pangkalnya bertaji pendek; benang sarinya banyak, tersusun atas barisan-barisan, menempel di torus yang terangkat, panjangnya 4-5 mm, tangkai sarinya berbulu lebat; bakal buahnya banyak, berbulu lebat sekali, kemudian gundul. Buahnya yang matang, yang merupakan buah semu, berbentuk bulat telur melebar atau mendekati jorong, berukuran (10-20) cm x (15-35) cm, berwarna hijau tua dan tertutup oleh duri-duri lunak yang panjangnya sampai 6 mm, daging buahnya yang berwarna putih itu berdaging dan penuh dengan sari buah. Bijinya banyak, berbentuk bulat telur sungsang, berukuran 2 cm x 1 cm, berwarna coklat kehitaman, berkilap.

BUDIDAYA TANAMAN DURIAN

 
PENDAHULUAN
Saat ini, permintaan dan harga durian tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah prospek usaha agribisnis yang bagus. Cara bertanam durian yang baik merupakan pintu gerbang untuk menuju sukses.
PT. Natural Nusantara membantu alternative solusi bagaimana teknis budidaya durian secara intensif, sehingga terjadi peningkatan hasil secara K- 3, yaitu Kuantitas, Kualitas dan Kelestarian lingkungan.
 

SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman durian tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 m dpl,intensitas cahaya 40-50 %, dengan suhu 22-30 0C, curah hujan ideal 1.500 - 2.500 mm per-tahun. Tanah yang cocok, lempung berpasir subur dan banyak kandungan bahan organik, dan pH 6 - 7.
 
 

Minggu, 10 April 2011

BUDIDAYA IKAN LELE


I .Pendahuluan.
Lele merupakan jenis ikan yang digemari masyarakat, dengan rasa yang lezat, daging empuk, duri teratur dan dapat disajikan dalam berbagai macam menu masakan. PT. NATURAL NUSANTARA dengan prinsip K-3 (Kuantitas, Kualitas dan Kesehatan) membantu petani lele dengan paket produk dan teknologi.




BUDIDAYA TANAMAN TOMAT


Pendahuluan
Tomat adalah komoditas hortikultura yang penting, tetapi produksinya baik kuantitas dan kualitas masih rendah. Hal ini disebabkan antara lain tanah yang keras, miskin unsur hara mikro serta hormon, pemupukan tidak berimbang, serangan hama dan penyakit, pengaruh cuaca dan iklim, serta teknis budidaya petani
PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani dalam peningkatan produksi secara Kuantitas dan Kualitas dengan tetap memelihara Kelestarian lingkungan (Aspek K-3), agar petani dapat berkompetisi di era perdagangan bebas.


BUDIDAYA CABAI

 
A. PENDAHULUAN
Cabai dapat ditanam di dataran tinggi maupun rendah, pH 5-6. Bertanam cabai dihadapkan dengan berbagai masalah (resiko), diantaranya, teknis budidaya, kekurangan unsur, serangan hama dan penyakit, dll.
PT. Natural Nusantara ( NASA ) berupaya membantu penyelesaian masalah tersebut, agar terjadi peningkatan produksi cabai secara kuantitas, kualitas dan kelestarian ( K-3 ), sehingga petani dapat berkompetisi di era pasar bebas.


Tags

Blog Archive